INSPIRASIKU SEMESTA RAYA

" SELAMAT DATANG DI BLOGG INSPIRASI "

Minggu, 07 Oktober 2012

 

Perkutut bangkok vs perkutut lokal

Pada masa silam, perkutut bangkok tiba- tiba mencabik cabik pasar perkutut Indonesia dengan produk unggulan. Hal ini membuat peternak perkutut lokal seperti  kebakaran jenggot, apalagi ketika waktu di ketahui bahwa asal muasal perkutut bangkok justru berasal dari negeri ini. Hingga saat ini pun sebagian penghobi burung perkutut memang masih mengakui kalau perkutut dari thailand adalah yang paling jempolan.

Kelebihan perkutut bangkok ini selain bersuara lebih besar, juga bermental kuat sehingga lebih tangguh dan mudah beradaptasi ketika di lombakan. Dan sudah tidak bisa di pungkiri lagi bahwa perkutut juara pasti merupakan perkutut bangkok. Tidak masalah bahwa burung tersebut adalah perkutut import kelahiran bangkok maupun produk lokal yang merupakan hasil breeding perkutut bangkok di indonesia.

Yang jelas jika kita bicara tentang perkutut lokal menjadi juara adalah hal yang mustahil terjadi. Yang saya maksud sebagai perkutut lokal disini adalah perkutut asli indonesia yang belum ada campuran darah dengan perkutut bangkok seperti perkutut hasil tangkapan hutan. Namun termasuk juga jenis perkutut lokal hasil ternak yang tidak di silang dengan perkutut bangkok.

Saat ini sering terjadi perbedaan pendapat mengenai perkutut lokal, yaitu apakah yang di maksud perkutut lokal adalah perkutut asli indonesia atau perkutut hasil ternakan indonesia. Hal ini sangat rancu jika di bahas secara sekilas saja. Namun menurut saya yang di maksud perkutut bangkok adalah perkutut yang merupakan hasil budidaya di bangkok dan termasuk trah kebawah meskipun merupakan kelahiran indonesia.

Sebagai contoh kasus kandang terminal TP 666 (peternak surabaya) adalah merupakan anakan dari KPP 13 dan KPP 84. KPP adalah burung import bangkok, jadi anaknya adalah perkutut bangkok namun merupakan produk lokal. Meskipun tidak bisa di pungkiri bahwa banyak kung mania yang merasa bahwa TP 666 adalah perkutut lokal karena saking cintanya dengan negeri ini.

Untuk bisa melihat secara jelas mana yang benar, maka kita harus lihat dulu sejarah adanya perkutut bangkok. Ingat perkutut bangkok adalah merupakan perkutut hutan asli indonesia yang di rekayasa secara genetik sehingga terjadi perubahan pada fisik dan suaranya.

Perubahan genetik ini di lakukan di thailand dan bukan di indonesia, jadi tidak ada alasan mengakui seekor perkutut adalah perkutut lokal jika hanya karena di ternak di Indonesia padahal indukannya keatas (bapak, ibu, nenek, kakek dan moyangnya adalah perkutut bangkok).

Dan saya yakin 99% perkutut yang beredar di pasar (yang menggunakan ring kaki) adalah perkutut keturunan bangkok dan bukan perkutut murni keturunan perkutut hutan indonesia yang di rekayasa secara genetis oleh ahli ternak indonesia sehingga darah yang mengalir adalah murni keturunan perkutut dari hutan indonesia.

Namun begitu perlu di ingat pula bahwa perkutut bangkok asalnya adalah perkutut indonesia, jadi menurut saya tidak ada alasan mengakui bahwa perkutut import adalah perkutut bangkok. Itu juga perkutut indonesia hanya saja orang thailand lebih pandai melakukan rekayasa genetik.

Untuk itu saya rasa perkutut ternakan indonesia (jika merupakan keturuan perkutut bangkok) janganlah di sebut sebagai perkutut lokal. Mereka adalah keturuanan perkutut bangkok juga, sebutlah sebagai perkutut indonesia untuk membedakan dengan perkutut hutan dan perkutut bangkok.


Kembali pada ilustrasi di atas bahwa TP 666 adalah anak burung import KPP 84 dan KPP 13 yang di ternak di surabaya dan sebagian orang menyebutnya sebagai perkutut lokal.

Belakangan ini TP 666 banyak di eksport dan di pakai sebagai indukan di kandang-kandang peternak top di thailand seperti MLT. Misalkan TP 666 yang dibeli orang thailand di jodohkan dengan TP 222 yang notabene keduanya adalah perkutut surabaya lalu anaknya lahir di thailand bergelang MLT, apakah anak perkutut tersebut di sebut perkutut bangkok atau perkutut lokal ?

Kandang MLT 2 dulupun sempat bermaterikan MLT 1 dan TP 666, apakah anaknya akan di sebut perkutut silangan padahal keduanya membawa gen perkutut thailand ?

Dan akankah lele bangkok, jambu bangkok, pepaya bangkok jika sudah di budidaya di indonesia di sebut sebagai lele lokal, jambu lokal dan pepaya lokal padahal kualitas dan ukurannya sangat berbeda jauh dengan lele kali, jambu biji dan pepaya asli indonesia ?


Jangan samakan perkutut hutan indonesia dengan perkutut turunan bangkok yang lahir di indonesia dalam satu istilah "perkutut lokal" karena kedua jenis tersebut sudah sangat berbeda secara fisik dan kualitasnya. Sebutlah dengan istilah perkutut lokal untuk perkutut asli tangkapan hutan dan perkutut indonesia untuk perkutut bangkok hasil produk lokal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar